25 Mei 2009

MELEPAS KETERGANTUNGAN DENGAN KOMPOS

Kamis pagi terlihat Asril Malin Marajo sibuk menyiangi rumput disela rumpun padi. Ia mengaku sebagiaN besar dari belasan kelompok taNi yang dipimpinnya sudah beralih menggunakan pupuk kompos yang terbuat dari campuran jerami dan pupuk kandang(lokasi:Kelurahan B.

Ia mengatakan bila menggunakan pupuk pabrik satu hektar butuh 250kg pupuk alai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat). pabrik, kalau menggunakan pupuk organik/kompos hanya 125kg pupuk kompos perhektar sawah

Petani lainnya, John Rahim yang berasal dari kelurahan yang sama juga menggunakan pupuk Organik yaitu: dari campuran jerami, pupuk kandang, jamur Trichoderma dan debu sekam.
Cara membuatnya adalah: jerami disusun rapi disawah diareal 1 meter persegi dengan tinggi sekitar 25cm, diatasnya ditaburi pupuk kandang dari kotoran sapi, lalu diseirami campuran air dengan jamur Trichoderma yang bisa didapatkan didinas pertanianan, begitu seterusnya berlapis hingga setinggi satu meter lalu ditutup hingga satu bulan.

Membuat kompos menurut john biasa dilakukan sesudah panen. Sambil menunggu kompos jadi, ia membajak sawah, kemudian kompos yang sudah jadi dicampur dengan tanah dan siap untuk ditanam. Tahap lanjutannnya adalah jika waktu mennyiangi sawah tiba, tanah ditaburi dengan abu sekam dan ampas padi.

Sekarang :ujarnya, kami di Subatera Barat tidak tergantung lagi pada pupuk kimia/pabrik. Biar saja pupuk langka atau mahal, kami tidak butuh lagi, ujarnya. Menurutnya di Sumbar saat ini sudah terdapat 15 ribu ha lahan pertanian organik yang tersebar diseluruh kabupaten/kota. Pada tahun 2009 akan kami kembangkan jadi 40ribu hektare ujar Djoni yang menjabat sebagai kepala dinas Pertanian Sumbar.(sumber:Media Indonesia 17 Des 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar